Eternal
Aku tak tahu apa yang abadi
Karena tiada akan ada
Selain cinta Yang Maha Kuasa
Selain itu hanyalah untaian jalan
Tak perlu beribu tahun untuk percaya
Dibalik semua cinta manusia ialah semu
Hanya perlu berpuluh ribu hembus napas
Untuk membuktikan cinta tiada abadi
Cinta, beritahu aku apa kau mencari jiwa
Hanya karena yang kutahu kau mencari sosok
Tiada sosok yang elok yang sepi
Tiada sosok yang indah tanpa kau
Tetapi bukankah Yang Maha Kuasa tak hanya menciptakan yang elok
Cinta untuk sang elok tiada ragu
Namun hanya sedu bagi yang meratapi
Cinta, bisakah kau adil?
Buanglah abadi dariku
Bukankah yang elok tak selamanya memliki
Dan yang meratap tak selamanya meratapi
Cinta, untunglah dunia selalu berputar
Langit yang kutatap tak selamanya menangis
Sedang langit sang elok tak selamanya bersinar
Cinta, beritahu aku dimana langit bersinar itu
Agar dapat kugapai dan kupeluk erat cinta
Tetapi tak akan kulupa untuk melepaskanmu
Karena terlalu perih memilikimu
Terlalu sakit menggenggam eratmu
Bukankah ada kala cinta harus terlepas?
Cinta, aku ingin mengikuti langkahmu
Walau jejakmu tak selamanya harum
Walau tubuhmu tak selamanya utuh
Namun aku akan setia untukmu
Bolehkah kulangkahi tangisku
Untuk beranjak dewasa
Untuk beranjak tersenyum
Walau cinta setia dengan dera tangis
Ingatkah cinta kau limpahi aku dengan tangisan
Kau limpahiku dengan kebohongan
Kau limpahiku dengan kepalsuan
Kau limpahiku dengan kubangan dosa
Karena bagi sang tua
Cinta membawa derita
Tetapi derita tak akan selamanya abadi
Begitupun kau, cinta tiada pernah abadi
(5 Juli 21012)
Karena tiada akan ada
Selain cinta Yang Maha Kuasa
Selain itu hanyalah untaian jalan
Tak perlu beribu tahun untuk percaya
Dibalik semua cinta manusia ialah semu
Hanya perlu berpuluh ribu hembus napas
Untuk membuktikan cinta tiada abadi
Cinta, beritahu aku apa kau mencari jiwa
Hanya karena yang kutahu kau mencari sosok
Tiada sosok yang elok yang sepi
Tiada sosok yang indah tanpa kau
Tetapi bukankah Yang Maha Kuasa tak hanya menciptakan yang elok
Cinta untuk sang elok tiada ragu
Namun hanya sedu bagi yang meratapi
Cinta, bisakah kau adil?
Buanglah abadi dariku
Bukankah yang elok tak selamanya memliki
Dan yang meratap tak selamanya meratapi
Cinta, untunglah dunia selalu berputar
Langit yang kutatap tak selamanya menangis
Sedang langit sang elok tak selamanya bersinar
Cinta, beritahu aku dimana langit bersinar itu
Agar dapat kugapai dan kupeluk erat cinta
Tetapi tak akan kulupa untuk melepaskanmu
Karena terlalu perih memilikimu
Terlalu sakit menggenggam eratmu
Bukankah ada kala cinta harus terlepas?
Cinta, aku ingin mengikuti langkahmu
Walau jejakmu tak selamanya harum
Walau tubuhmu tak selamanya utuh
Namun aku akan setia untukmu
Bolehkah kulangkahi tangisku
Untuk beranjak dewasa
Untuk beranjak tersenyum
Walau cinta setia dengan dera tangis
Ingatkah cinta kau limpahi aku dengan tangisan
Kau limpahiku dengan kebohongan
Kau limpahiku dengan kepalsuan
Kau limpahiku dengan kubangan dosa
Karena bagi sang tua
Cinta membawa derita
Tetapi derita tak akan selamanya abadi
Begitupun kau, cinta tiada pernah abadi
(5 Juli 21012)
Comments