Ketika Cinta
Ingin ku sapa kamu yang hanya duduk melamun. Tatapanmu
kosong, seorang diri ditengah kerumunan orang. Apa yang sedang kamu lakukan
disini? Sendiri ditengah kesibukan orang berlalu lalang. Kuamati kamu sekali
lagi. Ya? Apa aku tak salah melihat? Kamu menangis.
Kamu duduk sendiri, melipat tanganku seakan kamu sedang
berdoa menurut keyakinan mu, yang sama dengan keyakinanku. Kamu tak sekalipun
tersenyum. Disamping tubuhmu yang mungil, dan rambut mu yang terurai, kamu
menunduk, seakan menyelipkan wajahmu agar tak seorangpun mencuri pandang
kearahmu.
Apa lelaki itu lagi yang menyakitimu? Membuatmu meneteskan
air matamu? Sudah pernah kukatakan padamu untuk menjauh darinya, berulang kali
namun kamu tak mendengarkan, ia tak pantas untukmu. Ia lelaki yang hanya mengubar
janji, membiarkan angan dan impianmu sampai kelangit, namun bulan demi bulan
berlalu, kini saat kamu bersamanya, yang kulihat dari wajahmu hanya lesu dan
letihmu. Apa kamu baik-baik saja?
Sosok yang baru saja kusalah-salahkan duduk disampingmu.
Lelaki itu tak tersenyum, dan tak memulai pembicaraan. Ia hanya setia duduk,
mungkin ia terlalu setia dalam keheningan. Kau pun hanya duduk, melengoskan
pandanganmu dari lelaki itu sesekali. Ayo, aku hanya ingin menyemangatimu dari
jauh. Kamu harus berani mengungkapan apa yang kamu rasakan, bukankah cinta
bukanlah sebuah keterpaksaan dan kebohongan?
Tetapi bukannya kau angkat bicara, lelaki itu kemudian
mengapus air matamu, memelukmu kecil, dan kamu hanya diam, selibat aku melihat
senyum kecilmu. Apa hatimu sekarang lebih baik? Setelah lelaki itu mendekapmu?
Ya, lelaki itu, bukan aku.
Semenjak dulu, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan,
memandangi wajahmu, memanjatkan doa setiap malam mendoakanmu. Bukankah tidak
ada kata terlambat. Aku ingin mendekapmu sekarang, menghapus air matamu,
menyediakan bahu untukmu bersandar, bernyanyi untuk menghiburmu. Ya, sekarang
waktu yang tepat.
Aku pun berjalan dari tempat persembunyianku memperhatikanmu,
kuberanikan diri duduk di sampingmu, yang masih dalam pelukan lelaki itu. Aku
menarik lengan lelaki itu, menghempas, namun yang kuhempas angin. Dan tak
bergeming, kamu masih dalam dekapan lelaki itu. Aku disini, apa kamu tak
melihatku?
Comments