Untukmu, Bumi Pertiwi


Hembusan angin, apa kau sadar?
Demi napas yang masih tercurah
Aku melantunkan ceritaku
Meyakinkan sesuatu yang tampak mustahil
Untukmu, bumi pertiwiku

Alunan laut itu riang menyapaku
Senandungmu memanggil namaku, tiada habisnya
Senyumanmu mengundangku mendekat
Wangimu menebarkan jantungku
Menenun kenangan indah
Berbalut tawa dan panjatan doaku
Untukmu, bumi pertiwiku

Eratkan aku padamu
Menyatu dalam kehangatan mentari
Bercerita bersama deburan ombak
Menunggu senja menemuiku lagi
Bergulir bersama dinginnya bintang malam
Riang, tatapanku penuh syukur
Untukmu, bumi pertiwiku

Aku menikmati malammu dengan kelipnya bintang,
Menikmati pagimu dengan cerahnya mentari,
Menenun cerita merangkai kata
Menceritakan indahmu, merekamnya
Mencintai dan menjagamu
Memeluk untuk menjadi satu denganmu
Menari dan bernyanyi
Merasakanmu hingga tak ingin terlelap
Berlinang dalam kebahagian kekal
Aku sungguh, sungguh jatuh cinta
Padamu, bumi pertiwiku

Tunggulah aku,
Sampai mampu melangkahkan kaki kecilku
Menapaki jalan menuju impianku
Merekatkan yang jauh menjadi tak berjarak
Menyatukan dirimu dengan impianku
Untukmu, bumi pertiwiku

Terekam dalam sanubariku
Merah putih menari ayunya
Bukankah itu dirimu?

Aku mengembungkan dadaku
Berucap janji manis untukmu
Akan kurangkai indahmu
Akan kuabadikan dirimu
Semua untukmu, bumi pertiwiku

Demi segenggam pasir yang kukenang
Demi beningnya lautan yang menyanjung hati
Demi sebuah harapan yang terlukis bagaikan bintang
Demi senandung lagu menentramkan hati
Demi labuhan hatiku yang jatuh cinta, padamu
Semua hanya untukmu, bumi pertiwiku

Desember 2011

Comments