kopi, teh, bunga, dan surat
secangkir kopi panas mengingatkanku,
aku ingin hidup dengan impian,
menelan dengan bulat kegagalan,
menelan pahitnya demi sebuah kerja keras
secangkir teh panas manis menyemangatiku,
mengganti lelahku dengan senyuman,
mencairkan tegang pada raut wajahku,
mengizinkan segenggam keceriaan
setangkai bunga layu menceritakanku,
aku ingin berjuang lebih lelah,
mengarahkan langkah kecilku,
mengayuh ayunan kehidupan milikku,
mencintai apa yang sanggup kugenggam,
namun tak lupa merelakannya pergi
sepucuk surat menyanyikanku,
harapan untuk diwujudkan,
semangat untuk membakar yang layu,
doa untuk terus dipanjatkan,
napas untuk terus kupertaruhkan
ini tentang impian,
segenggam mimpi,
seikat doa,
dan sebuah keyakinan
bedroom, 11 April 2013
aku ingin hidup dengan impian,
menelan dengan bulat kegagalan,
menelan pahitnya demi sebuah kerja keras
secangkir teh panas manis menyemangatiku,
mengganti lelahku dengan senyuman,
mencairkan tegang pada raut wajahku,
mengizinkan segenggam keceriaan
setangkai bunga layu menceritakanku,
aku ingin berjuang lebih lelah,
mengarahkan langkah kecilku,
mengayuh ayunan kehidupan milikku,
mencintai apa yang sanggup kugenggam,
namun tak lupa merelakannya pergi
sepucuk surat menyanyikanku,
harapan untuk diwujudkan,
semangat untuk membakar yang layu,
doa untuk terus dipanjatkan,
napas untuk terus kupertaruhkan
ini tentang impian,
segenggam mimpi,
seikat doa,
dan sebuah keyakinan
bedroom, 11 April 2013
Comments