balada desain

Langit siang itu terik dengan sempurnanya. Warnanya tetap biru, menyembulkan awan disisi-sisinya. Panasnya membuat aku lelah berjalan diterik matahari. Aku mengejar langkahku sendiri, berlari melawan waktu. Kulirik jam vintage coklatku. Waktunya orang kantor makan siang. Sedang aku menunggu dalam kesesakan angkutan umum kota Jakarta.

Waktu sungguh menjadi pangeran setiap kali flat shoes little thingsku menapak tanah, ia begitu dipuja. Berlari menyelusuri lorong ruangan, aku menggenggam plastik bening besar, sudah usang, kumel. Plastik yang selalu kupakai setiap kali memamerkan hasil jerih payahku. Menerka ruang-ruang kecil sampai kutemukan wajah ramah yang masih menerima saat kuserahkan selembar kertas gambar.

Tentu saja, aku kumel, sama seperti plastik bening yang kugenggam sepanjang perjalanan. Rambut sudah tak karuan, panjang, tak teratur, karena memang tidak sempat kuatur. Mungkin pagi kemarin momen terakhir aku menyisir rambut. Mataku sayup, dihiasi mata panda yang setia menemani. Hitam, dan bengkak. Dan keringatku menyusup ke lekuk leherku, memberatkan lembaran rambut hitamku.


deskripsi singkat,
busway, 5 April 2013

Comments