Last, Freshman

Dear freshman,
Ini akan jadi rangkaian kata-kata terakhir buat kamu, aku sudah rela untuk tidak memikirkanmu, dan tidak mencampuri hidupmu. Tak ada gunanya berharap menuju langit, walau kamu sebenarnya bukan langit, kamu hanyalah awan yang ingin menuju langit.

Sudah waktunya aku dan kamu berpisah, aku tidak lagi mencoba melihat segala sesuatu tentangmu, mungkin satu yang akan terus aku ingat, dan ijinkan aku mengingatnya.

Kamu tahu. Mungkin segala sesuatu yang aku harapkan atasmu kini akan lenyap, bersama mimpiku akan kulepaskan ke langit, membiarkan langit mengurai dan merampas rasa itu. Yaa, kubiarkan ia pergi jauh supaya aku tenang, dan aku damai. 

Aku percaya sang Pencipta, membiarkan aku melepasmu, dan menyediakan yang lain, namun bukan kamu, Freshman, ia mungkin akan lebih gagah menjagaku, ia akan lebih mengenalku, ia akan lebih gagah mendukungku.

Berjalanlah kamu, menuju cita-cita dan impian kamu. Berlari dan jangan lupa mensyukuri hidupmu. Aku bersyukur mengenalmu, kamu yang indah, yang menghiasi senyum dibibirku, yang membuat tawa menjadi sahabatku, yang membiarkan ku menggenggam ceria, yang membiarkanku menabur kisah, dan menjadi inspirasiku menulis kisah tentangmu. 

Jakarta, 8 Juli 2013

Comments