That i really need is

Hal yang gak jauh dari benak saya ada bertanya lalu mencoba mencari jawaban dari apa yang saya tanyakan.

Tentang sebuah kehidupan, harapan lalu kenyataan.

Terkadang harapan itu terlalu sulit untuk diimbangi dengan kenyataan, walaupun disatu sisi kenyataan adalah harapan yang terkabul dan harapan adalah kenyataan yang belum terkabul.

Saya suka merenung tentang, lagi-lagi kehidupan, karena tentu kita hidup tak jauh dari kehidupan, nafas dan lagi-lagi hal yang saya sukai, yang mungkin karena inilah saya terus melanjutkan hidup, harapan.

Saya tidak bisa membayangkan hidup saya, jangankan untuk setahun kedepan, mungkin sehari kedepanpun saya tetap memeluk erat harapan itu, mendoakan harapan supaya ia berubah menjadi kenyataan.

Banyak hal yang saya takuti, khususnya tentang masa depan. Tidak ada yang tahu masa depan saya, keluarga dan orang-orang yang saya sayangi. Berkabut. Yang mampu saya lihat hanya abu-abu, warna yang tidak pasti, bukan putih bukan pula hitam. Saya tak tahu seperti apakah kehidupan saya nanti, dimana saya akan bekerja, kapan saya lulus kuliah, jadi apa saya nanti, juga pergumulan saya saat hati kecil berusaha ingin menolak jalan yang sebenarnya saya siapkan kelak. Beban. Semuanya beban, kalau saya sanggup dikuliahkan sampai saat ini, saya harus sanggup membuat bangga dan saya harus dapat membahagiakan mereka dengan pekerjaan saya nanti tentunya.

Saya kadang goyah, berusaha menyemangati diri sendiri untuk apa yang sebenarnya saya pun tak yakin. Lagi-lagi harapan. Kalau seseorang mulai menjatuhkan saya dengan kata-kata yang menyakitkan, saya kesal, saya kecewa disaat saya butuh dukungan dari orang itu, tapi saya malah dibanding-bandingkan dan saya tahu perbandingan itu tiada habisnya, sama seperti manusia tidak pernah puas. 

Saya tidak tahu saya akan berlabuh dimana, mungkin ke arah utara, ataupun ke selatan. Tapi saya berusaha tidak menjadikan itu sebuah persoalan, hanya sebuah pertanyaan yang terus berlanjut. Kemanapun saya nanti, saya sudah punya pegangan, yaitu harapan. Ia berlayar bersama saya, mengarungi samudra bersama saya, melepas peluh bersama saya, dan akhirnya sama-sama berhenti untuk berlabuh. Ditempat yang disediakan untuk saya menjadi seseorang yang membanggakan sang Pencipta, orangtua saya, dan tentunya bumi saya dibesarkan.

Jakarta, 20 juli 2013

Comments