Happiness?

Aku menatap wajahnya yang penuh dengan tawa. Ya, mereka bersenang-senang untuk suatu hal yang dianggapnya hebat dan menyenangkan. 

Namun untukku dunia terlalu banyak menuntut, jika hidup dengan prinsip, mereka mencemooh lalu menertawai. Sedang mereka yang asik menyembulkan asap, tertawa, meninggikan harkatnya, dihargai. Bukankah kemudian buatku sebuah keterbalikan, yang indah tak lagi terlihat indah walaupun masih tetap indah, dan yang buruk terlihat lebih baik.

Yang menuntut untuk terus berjuang hanya mendapat tawa lalu cemooh, yang seharusnya mendidik lalu menjatuhkan. Kemudian yang terus menatap langit sambil bercanda gurau, yang menghabiskan waktunya untuk menggenggam, dan melontarkan dosa, mulai menganggap dirinya hebat. 

Mereka yang menertawakan orang lain, menatap dengan penuh tatapan rendah, dan mengajari yang seharusnya tak harus diajari, biarlah, aku tak peduli. Untukku semuanya itu balaslah dengan senyuman, entah itu menyindir, tak mau peduli, atau jika sanggup sebuah senyum yang tulus. Bukankah semua ada waktunya? Ada waktu untuk bersenang-senang ada pula waktunya untuk bekerja keras.

Jakarta bedroom,
1 oktober 2013
"Then i'm asking, is this they called happiness?"

Comments