Lihat!

Lihat! Sosoknya..
Tergeletak ditanah
Warnanya sudah bukan lagi abu
Kusut? Ya kusebut saja kusut
Langkahnya bukan lagi kusebut gontai
Terseok, jalannya pincang, tak rata lagi

Lihat! Sosoknya..
Gelap bahkan untuk senyum saja tak muncul
Tawanya hanya berupa hiasan palsu
Kecantikannya hilang
Harapannya musnah
Suaranya mengecil, tak terdengar
Bukan bisikan lagi...

Lihat! Sosoknya..
Berjalan sendiri, terseok
Mau melangkah tak sanggup lagi
Mau melihat cahaya tak terang lagi
Gelap, bukan penuh dengan pertanyaan..
Tapi dengan tuntutan..
Bukan keramah tamahan..

Lihat sosoknya...
Ia memejamkan matanya
Melipat tangan dekilnya
Pikirannya bisa saja berlalu
Tangannya bisa saja menggenggam
Namun hatinya berteriak haus harapan

Jakarta,
Knowing.

Comments