Februari lalu.

Untuk Tuhan,

Dengarkan jeritan hatiku Tuhan.
Aku bukan ingin mengguruimu tentang siapakah dia.
Aku bukan pula ingin menunjukan siapakah dia untukku.
Aku hanya ingin Tuhan mengenalkan aku dia yang untukku.
Maka jika dia tak mengenalku, dan aku tetap tidak mengenal dia dengan usahaku.
Itu bukan untukku.

Ya Tuhan, aku lelah.
Sampai tenagaku sudah tak lagi sanggup dikuras.
Sampai air mataku sudah tak lagi sanggup berurai.
Sampai rasaku sudah tak lagi tersampaikan.
Aku lelah.
Sampai senyuman saja bagiku hanya kenangan.
Sampai suara saja bagiku hanya bisikan.
Sampai wajah saja bagiku hanya bayangan.
Aku lelah.
Ya Tuhan, aku ingin tersenyum tulus.
Waktuku bukan waktuMu.
Impian dan harapanku kadang lain dari milikMu.
Aku ingin tergeletak.
Aku ingin terbentur.
Sampai aku terjatuh.
Sampai aku tersadar.

Kemudian, tanpa memaksaMu.
Bangunkan aku lagi.
Maka aku siap.

Jakarta,
14 februari 14

Comments