Mengakhiri cerita

Aku bohong ketika tak peduli. Aku juga bohong ketika tak mencari. Aku bohong untuk semua yang tentang kamu.

Ya, kamu, yang menyita lebih dari penuhnya minggu, menyita lebih dari putaran bumi.

Aku bohong ketika beranjak berdiri. Aku bohong ketika memutuskan berlari. Tapi bukankah itu baik? Bukankah takdir pun kadang melibatkan dusta. Atau dusta yang menciptakan takdir?

Aku pembohong yang terseok letih. Aku juga pembohong yang lemah. Yang sosoknya tak bercahaya.

Lelah kah kamu? Lihat, waktu sudah diujung jalannya. Lalu aku pun menua. Kamu bahkan sudah mengering. Kita sama-sama terbuai waktu.

Namun pada akhir cerita, aku tahu aku harus menyingkir. Karena selalu ada tempat dan rasa untuk mengalah.

Comments