Jatuh cinta

Kamu tahu rasanya jatuh cinta? Ya, aku jatuh cinta. Kamu mungkin pernah melaluinya, aku juga.

Aku masih ingat rasanya kalau cinta itu membuatku tampil cantik, aku bisa senyam senyum sendirian, mau lihat senyum apa yang paling membuat aku sempurna , melihat wajahku dengan dekatnya lalu resah kalau ada jerawat kecil yang mau tumbuh, atau mengapus keringat kalau mau bertemu.

Itu terlalu biasa. Tapi yang kali ini beda.

Aku jatuh cinta tanpa harus tampil cantik, aku cukup memakai kaos bahkan sampai kaos belel ku, menginjak sepatu bututku tanpa kaos kaki, menggulung celana ku yang kedodoran, makan menggunung seperti kuli yang habis banting tulang.

Kamu juga kan? Sedang jatuh cinta, aku bisa melihat tawa sipumu. Manis.

Aku masih ingat beberapa kenangan yang membuat aku mau menyerukan pada semesta, bagaimana kamu membuat aku hampir menangis.

Kamu mampu memberikan ceriaku lagi. Tapi aku juga sering mengumpat, kalau ada yang tidak berkenan di hati lalu meninggalkan luka. Kataku memang, hidup ini adil, ia tak akan membiarkan aku melompat kegirangan sampai lupa caranya menangis. Atau ia tak akan membiarkan aku menangis basah di bantal tidurku sampai ia menggantikannya dengan senyum.

Aku jatuh cinta lagi, sama sepertimu. Sederhana, di tempat yang paling tinggi sekalipun, sampai kamu merasa dapat menyentuh awan hanya dengan beberapa centimeter. Atau di tempat paling biasa sekalipun, kamu menatap dengan iba. Atau di tempat paling nyaman sampai kamu bersiul dengan semaunya.

Aku jatuh cinta di setiap kali, setiap saat, setiap waktu, atau setiap tempat. Kamu mempertemukan aku dengannya, menghentikan atau memperlambat waktu aku bersamanya.

Pernahkah kamu jatuh cinta?
Aku iya.

Comments