Jika, tapi, ah sudahlah.

Aku kangen menulis sama halnya tidak berjumpa teman lama. Sama halnya aku kangen, kamu, kawan!

Aku kangen berbagi tawa didepanmu atau melemparkan senyum, supaya kita sama-sama menyaksikan bunga bermekaran, pelangi bermunculan, atau burung beterbangan. Indah, bukan?

Sayangnya, ada kalanya aku tidak lagi menatapmu dengan senyuman. Aku tidak tertawa, tapi mencoba menahan tangis. Kamu, mendekatlah padaku. Ceritakanlah lagi padaku, bagaimana bunga yang layu bisa kembali tegak, bagaimana langit yang mendung bisa kembali cerah, bagaimana sedih bisa kembali senang. Ingatkan aku lagi bagaimana caraku menghapus tangisku dulu, dan bagaimana kita melalui hari kemarin yang sama, suasana hati yang sama, kelelahan dan ketidakpastian yang sama.

Kawan, berjanjilah jangan melupakan bagaimana awal kita bertemu, bagaimana tanganmu menghapus air mataku, atau bagaimana aku memakai kostum badut untuk membuat kamu tersenyum. Kawan, ingatkan lagi semua kenangan itu. Seperti menghirup udara pagi yang disertai bebauan gerimis, seperti menatap kunang-kunang, seperti mendengar lantunan tawamu. Mendekatlah kawan, dekaplah aku dalam kehangatanmu. Malam ini sepi tanpamu.

Comments