Dua ejaan saja

Entah apa yang salah saat aku mengeja namamu.

Buatku kamu seperti cahaya bintang, yang walaupun kecil atau hampir redup, kamu tetap menuntun aku berjalan. Aku tidak peduli apa kata orang mengenai kamu. Untuk apa? Aku sudah cukup mengenalmu tanpa cerita mereka.

Tidak tahu pula apa yang membuat aku tersenyum. Jika kamu ada dalam hitungan menit dalam hidupku, kamu membuat aku mengerti apa itu berbagi tanpa harus mengharap kembali. Aku tidak mengenal kata yang lain, selain kasih.

Tidak tahu juga apa yang membuat aku memutar playlist itu, lalu seperti kembang api yang ramai yang bersamaan memamerkan cahayanya, seperti itu kira-kira kenangan berlomba ke permukaan. Ramai, penuh, sampai rasanya aku ingin kembali, memeluk bantal sambil memandangi dinding rumahmu.

Lagi-lagi, kamu seperti teh hangat yang menemani menu makanku, yang menemani malam, sore, sampai siang terikku. Tidak perlu yang manis, karena katamu hidup selalu mengisahkan yang manis.

Kamu mengenalkan aku banyak hal, mengajariku seperti layaknya aku anak kecil, ini salah dan itu lebih baik, kamu mengiringku dengan semangat. Kamu mengeja terima kasih padahal aku yang seharusnya mengucapkan itu.

Entah apa yang salah saat aku mengeja namamu.

Comments