Si ceria

Mentari hari ini mengajakku untuk melupakan sendu sejenak. Sudah lama kukenal sendu, langkahnya yang tidak beraturan, mukanya yang memelas, atau kalau ia berucap yang keluar hanya dusta dan janji yang ia akan ingkari.

Maka aku harus melupakan sendu dan ceritanya sebentar. Bertegur sapa dengan ceria yang pagi ini berlalu lalang di depan rumahku. Langkahnya ringan, dengan elok ia mengibaskan rambutnya. Ceria sangat cantik, ia idaman semua laki-laki. Tawanya yang renyah dan semangatnya yang tidak mudah hilang seringkali membekas dalam ingatanku.

Sudah aku bertekad menyapa ceria, mengajaknya mampir sebentar di beranda rumahku. Mungkin hanya untuk sekedar berbagi cerita dan menawarinya secangkir kopi hitam.

Comments