Sayangnya

Siapa yang berani bilang ada suatu hal yang kekal? Siapapun, yang aku miliki akan hilang. Ia akan hilang terselip dalam rak-rak kecil yang tidak terdengar lagi gumamnya. Ia akan tertutup cerita yang sedang aku lantunkan detik ini.

Aku tidak tahu pada akhirnya, ia akan pergi, menghilang dan tidak terngiang lagi ceritanya. Ada yang tidak berani bertegur sapa, malas untuk merajut cerita, yang sakit hati lalu pergi, atau memilih berjauhan.

Sayangnya, aku tidak tahu kapan aku akan kehilangan mereka. Aku tidak tahu kapan cerita kita akan berakhir. Ia datang, aku dengannya bersahabat, lalu ia pergi. Atau baru saja berteman, lalu kita harus berhenti bercerita.

Sayangnya, sangat sayang, aku tidak tahu mengapa harus bertemu untuk kemudian menjauh. Sayangnya, cerita kita tidak berjalan selama-lamanya, berhenti sampai di sana dan tidak ada chapter berikutnya.

Sayangnya, aku terlalu suka dengan cerita itu. Aku merindukannya, aku menginginkannya dan masih mengingat-ingat. Aku ingat langit yang menyaksikan cerita kita. Aku ingat suara yang berlomba menyaingi suara kita.

Sayangnya, aku tidak bisa memilih untuk menjauh jika aku tahu ia akan berhenti menjadi bagian cerita. Pergi seperti debu dengan diam-diam. Aku tidak bisa kembali ke cerita itu untuk begitu menikmatinya lagi.

Sayangnya, malam ini aku kembali mengingatnya dan sayangnya, malam ini akan terus berulang.

Comments