Belajar bercermin

Percaya gak?

Lebih mudah untuk berbuat baik bagi seseorang yang adalah nyata. Orang-orang itu jelas terlihat. Orang-orang itu melakukan kebaikan yang jelas terlihat, jadi kalau kita ikut balas berbuat baik itu wajar. Orang-orang ini kusebut fasih mengekspresikan perasaannya.

Baru saja aku sadari belakangan ini. Sulit bagiku untuk jujur terhadap sesuatu yang ga terlihat. Apa yang akan aku lakukan kalau aku ini sendirian? Kalau aku tidak lagi bersama dengan orang lain, kalau aku harus jujur memberikan dengan tulus.

Kalau aku di depan orang bilang tidak, tapi dibelakangnya aku masih iya dan tidak. Kalau aku bilang jangan buang sampah sembarangan, tapi kalau aku riweh sendiri mungkin aku akan buang diam-diam. Misalnya itu yang sederhana.

Kalau aku tahu sebuah keharusan tapi kalau aku sendiri tanpa orang lain ada disekitarku, mungkin aku masih ragu-ragu.

Maafkan aku, aku masih sulit memberi dengan sebaik-baiknya dengan diam-diam. Bagiku, segala sesuatu yang dilakukan dengan diam-diam itu adalah sebuah kejujuran. Jujur dengan diri sendiri.

Tanpa ingin pamer, tanpa ingin dinilai orang, dan tanpa perasaan ingin mencuri sedikit kemuliaan.

Seperti pertanyaan Sang Pencipta untukku. Siapakah namamu?

Jakarta,
mari bercermin

Comments