Berdamai

Pernahkah kamu tiba-tiba merenung. Apa yang kamu cari di dunia ini?
Apa itu masa depan dan bahagia?

---

Tiba-tiba kakimu yang berjalan terasa lelah dan pikiranmu melayang ke angkasa. Ke langit yang warnanya keorenan. Mentari di ujung sana.
Di sana, di atas bukit kamu duduk bersama seseorang yang kamu sayang, menikmati harimu dalam diam. Angin berhembus dan jadi saksimu.
Tanpa apapun, tanpa beban, hanya kamu dan seseorang itu yang tanpa peduli dengan apapun yang kamu takutkan. Menikmati tanpa harus terburu-buru. Meninggalkan kameramu supaya hanya mata dan hati yang mengabadikannya.
Diamlah, jangan berbicara apapun. Lihat mentari yang berlomba untuk mengusir dinginnya jemarimu.
Supaya hanya detak jantungku yang terdengar di telingamu, dan hembusan angin yang tidak lelah mengibaskan seluruh gundah dan gelisahmu. Kemarilah, tidurlah dalam tumpukan rumput yang bermandikan matahari.

---

Senyummu sudah cukup membuatku bertanya-tanya siapa kita untuk persinggahan ini. 
Mengapa kamu di sampingku tanpa kita tahu sedikitpun ke mana arah sepatu kita seharusnya melangkah.
Mengapa ketika ada puluhan pertanyaan tersembunyi di dalam hati yang harus kukelabui.
Mengapa banyak aturan di hidup ini sehingga aku akhirnya tahu kapan aku harus berhenti. Menanggalkan sepatuku untuk berlari menuruni puncak bukit itu.

---

Kembali dalam pencarian di lembah yang penuh dengan debu dan pasir. Panas. Terik dan haus.

Comments