Jingga hari ini

Hidup bukan cuma teruntuk untuk mengisi pagi hingga malam tidur berselimutkan mimpi. Waktu tidak mau menungguku untuk singgah. Ke mana langit dengan jingganya menelan detik sebelum malam. 

Tapi aku tidak peduli. Saat ini aku ingin singgah.

Duduk di pangkuanmu. Ceritakan langit dengan kesehariannya, atau hujan saat ia ingin jatuh ke bumi?
Atau bau-bau hujan saat kamu menyentuh dedaunan yang hijau?

Berada di dalam pelukanmu.
Aku tenang, tidak ada ruang untuk kecemasan atau semangkuk rasa bersalah.
Aku punya ribuan malam untuk bermimpi. Aku punya ratusan angan untuk aku gapai.
Jika hidupku masih menjadi sebuah tanda tanya bagi orang lain, atau hanya sebuah abu-abu di atas hitam atau putih. Keraguan jadi temanku saat malam, bukankah itu jadi teman semua jiwa?

Bukan hanya aku yang takut kan. Aku bukan satu-satunya. Bukan hanya aku yang pernah jatuh cinta. Bukan hanya aku yang rindu semesta. Bukan hanya aku yang berbohong demi kebaikan. Bukan hanya aku yang lamban. Bukan hanya aku yang berdoa untuk meminta Ia tidak pernah pergi dariku.
Aku sama dengan ribuan jiwa yang meminta dan ribuan raga yang terlelap tiap malam.
Kita sama-sama bertanya.

Siapakah aku?
Siapakah kamu?
Di manakah aku nanti?
Di manakah kamu nanti?

Sebuah perjalanan yang aku ujungnya aku tidak tahu sekarang. Hanya coba lihat nanti, di ujung sana Ia menungguku untuk bersama-sama. Kamu menjadi saksinya ya?

Karena bukankah doa dan kerja keras akan dilihat olehNya?

Jakarta,
Bersamamu Jingga

Comments