Para Pejalan

Teruntuk manusia-manusia pejalan.

Pagi menyapamu untuk segera meninggalkan kasur nyamanmu. Berdiri sebentar untuk mematikan alarm hp. Lalu, lalu apa? Tidur kembali atau kamu memilih bangun. Matahari yang sudah tidak di tempat penungguannya menemani kaki kecilmu untuk berjalan dan berlari mengejar kendaraan umum. Sesaat terdesak jadi kamu harus sedikit berlari, kadang duduk kadang berlari. Ada kalanya kamu rindu pulang atau ada asa untuk pergi.

Memejamkan mata adalah hal yang biasa yang kami jumpai di jalanan Ibukota, sibuk memainkan gadget, mendengarkan lagu. Ya, aku juga begitu. Tapi aku rindu untuk berhenti memikirkan apapun, rasa buru-buru, habis ini lalu apa dan sebagainya. Tidak bolehkah para pejalan ini berhenti sejenak supaya ia bisa melihat langit yang sedang biru-birunya dan awan yang sedang putih-putihnya? Tidak bolehkah para pejalan ini menyapa seseorang yang sudah lama ia rindukan untuk mendatangkan pelangi di langit yang kelabu?

Jika mengulang membuatmu bosan, berhentilah sejenak. Pergi dari rutinitasmu, menarilah, tertawalah, menyanyilah dan bangunlah lagi semangatmu seperti di hari kamu merasa para pejalan ini ditakdirkan untuk berbahagia.

Jakarta.

Comments