Gadis berbintang

Ada beberapa hal yang manis seperti madu dicampur gula. Seperti masa kecil seorang anak berambut ikal yang senang dikuncir kuda. Langkahnya ringan seperti tidak beralas. Ia memimpikan angkasa dan langit penuh bintang.

Tetapi ba-ha-gi-a tidak melekat selamanya padanya. Kehidupan menerpa badannya yang kecil, tubuhnya kedinginan seperti tertusuk, telapaknya berdarah terantuk kerikil. Anak kecil itu berusaha untuk bangun setiap kali ia jatuh. Duduk di pinggir jendela sambil berlutut. Semoga malam ini ada bintang yang jatuh.

Waktu yang terus berlalu membuat anak kecil ini tumbuh jadi gadis. Gadis yang ramah dan suka tersenyum. Ia memiliki banyak teman yang sayang padanya, begitu pula ia menyayangi teman-temannya. Ia suka menyenangkan hati orang lain. Ia tidak mau kembali duduk di pojokan kamarnya menunggu bintang menemaninya.


Ada satu hal yang manis yang lebih awet dari madu dicampur gula. Si gadis mencarinya berkali-kali, ia kira ia dapat tetapi selalu kehilangan lagi. Genggamannya sering lepas dan obrolannya ia perpendek. Ia teringat ia punya seseorang sosok yang hafal ribuan nama bintang, yang mengirimnya bintang tiap malam saat si gadis menangis di pojok kamarnya.

Comments