Di situ, di sana

Di situlah rumahku.

Letaknya tidak jauh dari pusat kota. Dekat dengan pantai terkenal, satu-satunya di kotaku. Tidak jauh dari pusat kantor pos, kalau mau mengirim banyak surat ke sahabat pena semua mudah. Tidak jauh juga dari tugu monumen kota ini, masih bisa aku tempuh dengan berjalan kaki.

Di situlah rumahku.

Barisan kendaraan lalu lalang yang gemar membuat bising senja, tidak bersahabat jika aku harus naik sepeda. Di dekat sana ada kali besar yang sekarang sangat cantik, aku bisa berjalan tanpa takut sepatuku kena lumpur tanah. Aku bisa duduk di bangku taman yang nyaman. Tidak seperti saat aku SMA.

Di situlah rumahku.

Dipenuhi oleh lima kepala. Tiga burung, sepasang (semoga) kura-kura. Berbagai macam tanaman hias dan liar. Bermacam-macam barang yang selalu aku sentuh atau aku lupa barang itu masih ada.

Di situlah rumahku.

Kamar berukuran meter kali meter yang berisi rutinitas, kesibukan, curhat, pengakuan dan kasih sayang. 

Ada rahasia, ada ketakutan karena tidak aku dan pula kau tahu.

Di situlah rumahku.

Di tengahnya terselip ketidakyakinan. Tapi kukosongan ruangan besar untuk kuisi dengan cerita-cerita berwarna tetapi sopan.

Comments