Malam sunyi

Malam pernah jadi kesukaanku saat aku kecil. Waktunya orang tua berhenti mengomentari ini dan itu. Malam waktu aku berimajinasi, berdoa, bercerita atau menangis karena hari itu buruk. Setiap malam aku menulis sebuah buku yang aku beli di warung, murah karena kertasnya tipis. Aku goreskan bolpen tinta untuk bercerita.

Malam pernah jadi kesukaanku saat aku berpergian. Ruangan biru tiga kali empat di sudut Kota Jogjakarta, sepeda ontel bekas yang aku pilih dengan susah payah, ice cream Mcd yang katanya bisa memberikanmu kebahagiaan. Atau malam ditemani langit berbintang di sebuah warung di pinggir kota Jogja. Ada rasa manis jatuh cinta, pahit rasanya patah hati, sedih rasanya kesepian, indah rasanya bahagia. Semua ada di malam waktu itu.

Tetapi mengapa kini malam jadi ketakutanku? Langit di kota tidak berbintang dan tidurku tidak berselimut mimpi indah. Malam memaksaku terjaga sampai subuh. Kegelisahan memaksaku bertatap muka sebelum aku ingin cepat-cepat tidur. Mungkin harapan sudah lelah, cinta bersembunyi, pikiran lupa jalan pulang dan kebahagiaan sedang tertidur pulas.

Comments