Menunggu

Mengapa kau buat rumit perjalanan kita yang tidak berujung? Jalannya seperti batu yang enggan kupungut sampai melukai telapak kakimu. Rumput liar menusuk dan melukai pergelangan kakimu, menggambil satu demi satu keyakinan untuk segera pudar. Tidak ada satu katamu yang bisa kutunggu.

Kalau kau tahu mengapa aku memenuhi diriku dengan hal ini dan itu, itu bukan perkara. Aku hanya mengubur tingkah lakuku yang mendesakmu. Supaya kamu punya ruang dan begitu pula denganku. Ruang untuk apa? Untuk pura-pura lupa sampai kita benar-benar lupa, menjadi tua dan dimakan usia.

Kau ada di setiap penghujung malamku, cerita yang tidak bertepi dan tidak bertulang. Kau adalah mimpi terbaikku tapi juga mimpi terburukku, akhir dari sebuah cerita bahagia adalah bangun dari mimpi. Lalu pergi menguburkannya di balik muka-muka kesenduanku.

Jendela bis adalah saksi untuk pertanyaan diluar sana yang menakutkan, perjumpaan dengan orang-orang yang meragukanku. Mereka  tahu, tapi mereka pura-pura tidak tahu. Aku takut, tapi sayang kamu juga tidak pernah tahu.

Tapi aku tidak peduli lagi.

Comments