Sempurna

Sesungguhnya senja membuatku lupa. Lupa caranya berhenti untuk mencari-cari celah. Maka bersyukurlah untuk waktu yang masih menunggu untuk kamu temani. Atau karena langit masih berwarna biru. Perlahan, tanda tanyaku akan segera hilang lalu melebur menjadi kenyataan. Menunda kadang baik tetapi tidak pernah ada waktu yang tepat bukan?

Ada ribuan hari yang akan menemaniku untuk berjalan, berpuluh-puluh pasang mata yang mengawasi, tetapi hanya hitungan jari yang mengerti dan mau berjalan di sampingmu. Entah saat badai yang membutakan semua indramu bahkan sampai renta dan maut menjemputmu.

Aku tidak pandai bermain teka-teki. Aku tidak mau menerka-nerka, tidak mau memperpanjang kisah dongeng di masa kecil “happily ever after.” Aku tidak mencari bahagia di setiap jalanku, tidak berani berharap seperti anak kecil merindukan pelukan ibunya, tidak mau untuk bermimpi terlalu tinggi.

Kemarikan pelukan ibuku, di sana aku merasa tenang.


Comments