Kata kata

Di kepalaku banyak kata-kata yang berhamburan untuk minta disusun ulang menjadi satu kalimat yang enak dibaca. Sudah berlarian ke sana dan ke mari, tidak menemukan rumah yang tepat lalu keluar melalui jendela. Kata-kata itu berlari ke tengah hutan, menikmati siang tanpa matahari. Makan jamur-jamur beracun tetapi tidak mati dan minum air hujan tetapi tidak sakit perut. Singgah di batang kayu besar yang berlumut. Tanah basah jadi alasnya dan dedaunan jadi atapnya.

Tidak ada waktu yang tepat untuk kata-kata bertamu ke rumahmu. Kapanpun ia mau ia datang dan kapanpun ia bosan ia pergi. Aku tidak memaksanya untuk tinggal di rumahmu, di bagian kecil dari otakmu atau terngiang-ngiang dalam hatimu. Ia tidak berjejak, baunya pun tidak. Karena kata-kata tidak punya hati, jangan berharap ia mau berhati-hati dengan hatimu.

Ia tidak punya tujuan. Berkelana dan mengembara jadi kesukaannya. Di pantai yang berombak besar, di hutan yang berdaun lebat, di kota yang tinggi menjulang, di sawah yang terhampar hijau, di rumah setiap keluarga yang hangat maupun dingin. Ia bisa jadi teman atau musuh dalam selimut.

Di kepalaku dan di telingamu banyak kata-kata yang tertidur lelap karena kurang tidur. Ia tidak ingat waktu sudah pagi dan lupa waktunya untuk bangun.

Comments