Hujan menelan senja

Senjaku dikelilingi gedung-gedung tinggi dan harapan serta keegoisanku untuk cepat pulang. Tersapu di rintik hujan turun yang bunyinya lebih merdu daripada penyanyi terkenal manapun.

Senjaku tidak dikelilingi oleh kata-kata karena mata sudah mulai meredup, keyakinan sudah pudar dan tawaku sudah jadi tawar. Cerita yang tersampaikan padamu menjadi pertanyaanmu dan aku lupa bagaimana menempatkanmu.

Senjaku ingin mengguyur kepalaku untuk mengembalikan akal sehatku, bahkan tempatku untuk berceritapun pudar menjadi sebuah tanda tanya. Diam-diam menyudutkanku untuk tidak sabar aku jawab. Lalu aku bertanya, apa hebatnya sebuah jawaban? Selain ia tinggal selamanya di hatimu.

Comments