Sisi waktu

Benamkan seluruh anganku pada kedua bola matamu supaya hanya sinarnya yang aku lihat setiap malam gelap. Rupa-rupanya ia berjalan terlalu cepat sehingga aku tertinggal di belakang. Tidak suka mampir di rumah kerabat, ia lebih senang berjalan sambil lari kecil-kecil. 

Benamkan aku pada matahari yang tertidur lelap supaya pada saat aku bangun aku tidak lupa ke mana aku harus berjalan lagi. Jalanan terlalu panjang dan langkahku terlalu pendek. Ia lebih cepat dari impian yang sudah kugantungkan tinggi-tinggi di matahari, supaya katanya kalau terjatuh masih ada bintang yang kugenggam.

Tetapi aku tidak peduli, berapa bintang yang menghiasi malamku atau seberapa terangnya bulan malam itu. Aku tidak menunggu cerita dongeng atau cerita instan. Tidak peduli berapa kali aku terjatuh dan sebanyak apa aku bermimpi, ia tetap berjalan di depanku, tanpa aku siap dan aku tidak pernah siap. Jadi mari berbenah untuk pulang dan cepat-cepat jadi tua.

Comments