Bersua

Senja mengantar aku pulang sementara wajahku tidak berseri.

Langkahku malas, semangatku layu seperti wajah-wajah lelah pekerja tanpa dibayar. Semesta kadang baik hatinya, sampai aku terlalu menyukainya, menikmatinya dan takut kehilangan. Menggenggam sampai tersisa asa yang kupungut keping demi keping dari sisa penyapu jalanan.

Aku ini tidak buta sampai lupa waktunya tua, hai senja. Aku tahu kapan waktunya aku pulang dan kapan waktunya aku harus berlari mengejar waktu. Aku juga tahu apa yang ada di dalam pikiranmu, apa harapanmu. Inginmu aku menuruti keinginanmu, padahal hidupku bukan milikmu dan waktuku bukan punyamu.

Senja mengantarku hari demi hari, mungkin sampai aku lanjut usia. Lebih dari rambut putih yang merontok jatuh ke tumpukan daun yang menguning. Di kumpulkan dan di sapu penyapu jalanan.

Comments