Tua

Mari bermain dengan waktu, kita tonton waktu yang tidak bisa berkata jujur. Ia pandai berpura-pura supaya tidak membuat marah. Gemar menyimpannya sendiri supaya kalau-kalau kebebasannya diambil, ia masih punya kesempatan untuk merdeka. Merdeka sedikit, tetap saja merdeka.

Ia punya hak untuk mengungkapkan kegelisahan dan kejujuran, sayangnya ia tidak berani. Ia punya kesempatan berbicara, sayangnya ia malah mengalah.

Hai waktu, mungkin sudah saatnya kita kembali berteman? Bukankah kita sama-sama berpura-pura, jenuh dengan kebohongan dan menggali terowongan waktu untuk cepat-cepat melewati proses waktu. Lima tahun berlalu dan kita sama-sama menjadi tua.

Semakin tua tanpa punya apa-apa.

Comments