Hujan manusia

Ada yang ingin memberi, ada yang pandai menerima. Seperti waktu yang berputar, memenuhi kepala manusia dengan apa yang baik, maupun tidak. Manusia bernyanyi saat sukacita, ia pun bernyanyi sambil menangis. Manusia tersenyum saat bahagia, atau tersenyum saat tidak baik baik saja.

Tetapi, langit tidak pernah mengajarinya untuk cepat cepat menyerah. Bumi tidak mengajarinya untuk duduk untuk meminta. Mengemis waktu orang lain, mengemis materi orang lain, mengemis perhatian. Apalagi mengemis hati.

Mengemis perubahan seperti menunggu hujan musim kemarau. Lalu kenapa tidak manusia membuat hujan sendiri? Manusia tidak bisa mengubah musim kemarau supaya cepat berlalu, tetapi ia bisa menciptakan rintik-rintik hujan kecil.

Ada yang ingin hidup dengan biasa-biasa saja, ada yang diam-diam ingin menambah makna. Sesederhana menciptakan suasana, berbagi dengan tulus atau mendoakan diam-diam. Pada akhirnya manusia berani untuk menangis jika ia sedih. Manusia di terima saat ia melakukan kesalahan. Manusia punya tempatnya untuk dirinya dan orang-orang lain yang tulus mengasihinya.

Comments