Hati anak

Suatu pagi yang sudah kelewat siang, anak keluar membawa payung. Dibukanya payung, dipakainya sambil menengadah ke langit. Langit biru tanpa ingin membisikan hujan di telinga anak.

Cerah seperti hati anak, Ibu menari di dapur ketika cabai di pot murahnya berbuah ranum. Di petiknya satu, di uleknya menjadi lauk siang itu. Radio memutarkan lagu lawas yang selalu di eja Ibu sambil memasak.

Wanginya harum, anak melihat Bapak tua berjualan kue putu di pinggir jalan. Kue putu yang berbunyi tut tuuut mengisi perutnya yang kosong.

Tetiba langit kekenyangan, ia memuntahkan air saja karena tadi pagi belum sempat sarapan. Hujan turun, anak kegirangan menutup payungnya lalu berhamburan menari setelah membayar kue putu. Sedang Ibu buru-buru keluar memasukan jemuran sambil menggerutu.

Comments