Semestaku

Hai. Di mana kamu berada?

Apa kotamu masih baik-baik saja? Masih cantik seperti pertama kali kita berjumpa? Aku rindu sudut kotanya yang penuh dengan becak gowes. Angkringan seperti angkot ngetem di kotaku. Matahari dan hujannya kotamu mengagumkan hariku.

Untung saja, gojek dan grab belum masuk ke kotamu dulu. Jadi aku bisa keliling kota sama Beni. Dibonceng Beni seperti rasanya mau jatuh. Beni memang agak menyusahkan, belum juga beberapa hari kubeli sudah minta ke bengkel dan jadi merepotkan temanku.

Aku tidak pernah tahu mengapa selalu aku rindu kotamu. Saat aku dibonceng motor pergi ke tempat yang jauh untuk mengucapkan salam pada senja. Kulitku jadi gelap, tidak jadi masalah.

Hai. Terima kasih untuk semua kenangan yang indah. Saat aku tua, aku ingin cerita tentang kotamu melekat manis. Semanis teh hangat yang disajikan di kotamu. Semanis bintang malam yang aku temani di atas bukit. Semanis masa-masa susah, masa bahagia, masa bersamamu.

Supaya jangan sampai aku melewatkan cerita bahagia tanpa kotamu dalam pijakanku.

Comments