Langit yang menangis

Langit boleh mengeja kelabu belakangan ini. Hari-hari berlalu cepat, seperti jadwal kereta api yang jarang ngaret. Hanya berenti saat menurunkan dan mengambil penumpang, itu pun tidak akan berhenti lama. Lalu kembali berjalan lagi ke tujuan.

Langit boleh menangis, hujan-hujanan mengguyur anak-anak dengan orang tua, yang terlihat berkeluh kesah dan susah hati. Langit boleh tertawa riang, mengganti sendu dengan suka mengguyur anak-anak dengan orang tuanya menari di rerumputan hijau.

Jika langit boleh bersedih, maka aku akan menemaninya menangis. Aku akan menemaninya saat ia bersuka cita, menari dalam pelukannya dan menunggu kapan langit bersedih lalu bersandar di bahuku yang mungil.

Comments