Rinjani

Malam lagi lagi jadi temanku. Aku belum rela berucap selamat tinggal. Alunan lagu kudengar, saat aku ingin mengingatmu di setiap perjalananku. Bau rumput, petik gitarmu, suara angin yang seakan-akan menyapu kelelahan dan tangis. Adakah kamu berdiri ditempat aku berdiri dulu?

Berlarian menyusuri bukit karena rindu sinyal, aku tidak. Aku ingin bermesra-mesraan dengan alam, bersenandung walau lelah. Danau yang hening, air yang hangat, teman dari segala macam tempat. Kisah yang mendekatkan dan cerita yang tidak pernah bosan untuk diulang.

Di dalam tenda kecil mungil tanpa penutup hujan, aku tertidur, berdoa langit akan cerah esok pagi. Aku akan melihat awan dan aku senang merasa jadi kecil. Kaki yang semoga kuat, langkah yang akan maju dan mundur, jatuh dan bangun. Aku selalu rindu berjuang, karena tanpanya aku tidak akan pernah merasa benar hidup.

Tiba-tiba di malam sunyi di tengah kelelahan yang sangat, di saat kota Jakarta menutup semua pintunya, aku merindukan sebuah cerita, merindukan alam Rinjani.

Comments