Sang Gembala

Aku merasa paling pintar soal diriku, aku tahu makanan kesukaanku, aku tahu saat aku bosan aku mau jalan-jalan sebentar, aku tahu mata air di depan lembah sana berwarna hijau. Aku tahu bagaimana bisa melewati badai. Aku tahu bagaimana melindungi diriku dari serigala.

Aku seekor domba kecil yang sok tahu. Domba yang merasa butuh domba-domba lain, tetapi lupa siapa yang menjaganya, saat melewati lembah kekelaman yang menakutkan, melewati malam hari yang berbadai besar. Domba yang lupa tidur di pelukan seorang gembala.

Gembalaku mengenal domba-dombanya, begitu pula ia mengenalku. Ia mengenal baik aku, lebih dari aku mengenal diriku. Ia mengetahui rencana jangka pendek perjalananku, menaiki bukit dan menuruni lembah. Gembalaku tahu saatnya aku beristirahat dan kapan harus berjalan. Tujuan akhir perjalananku adalah menuju padang rumbut hijau dan ada mata air yang tenang. Di sana, pada saatnya, aku, semua teman-temanku merasa nyaman dan aman. 

Ada satu hal yang tidak masuk akal. Walau perjalanan terasa berat dan melelahkan, kabut yang menyesatkan. Percaya saja, karena cinta Sang Gembala tidak pernah masuk akal.

Comments