Di tengah hujan

Siang itu hujan turun seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan. Derasnya seperti curug dan lamanya seperti aku menunggumu. Dari kejauhan bisa kuintip tidak ada satupun tanda matahari akan mampir menggantikan hujan. Aku berseru-seru kapan matahari akan datang karena hujan menghalangimu yang sedang dalam perjalanan menemuiku.

Satu jam kutunggu. Dua jam di beranda rumahku, aku masih menunggumu datang. Hujan masih deras seakan maruk ingin merampas hak kita bertemu. Malam hari tiba, hujan masih rintik, rupanya ia masih belum puas mengganggu kita, gerutuku.

Kau tidak jadi datang hari itu. Aku tidak jadi bertemu denganmu.

Kau seperti matahari yang aku rindu sepanjang hari, yang terangnya membuatku rajin berangan-angan. Sayangnya, hari ini angan ku pupus diguyur hujan.

Malam hari sebelum aku tertidur lelap, ada pesan masuk di ponselku. Katamu, hujan sudah ijin padamu untuk mampir lama di rumahku. Katamu, aku harus belajar bersabar karena tidak selalu siang adalah cerah dan tidak selamanya hujan adalah buruk. Jika selalu terik, kapan aku belajar dari hujan?

Aku pejamkan mataku. Di dalam tidurku, aku bertemu denganmu yang menemuiku ditengah hujan.

Comments