Jamuan malam

Di sudut rumah ada malam terang bulan. Bintang tidak hadir menemani, katanya hendak pulang kampung virtual karena rindu sanak saudara. Di hadapanku ada taplak meja kotak kotak yang di atasnya banyak makanan bersantan. Nikmat dan terlihat menggoda.

Sang Bulan duduk di sampingku sambil makan dengan lahapnya. Dengan mulutnya yang kecil, ia bercerita tentang alam semesta. Tentang malamnya yang berkabut, kadang ramai karena bintang gemar bercerita hal lucu. Hujan yang mendadak memporakporandakan langit. Dan sendu karena tangisanku suka meledak di malam hari.

Aku bilang kepada Bulan, sungguh bukan aku yang menangis. Mungkin itu aku di masa depanmu. Karena aku gemar duduk di sudut rumah sibuk membual tentangmu.

Comments