Hasrat

Kau menertawakan aku, katamu hidupku terlalu baik-baik saja. Keinginanku itu-itu saja. Betul, aku tidak punya impian yang aku taruh di atap rumahku, karena rumahku tidak bertingkat dan pencuri dengan mudah mencurinya.

Terkadang aku jadi memikirkan kata-katamu. Apa hidup harus seperti perahu dengan badai yang kejam? Atau hidup harus menenggelamkan perahu dulu yang memukau banyak orang lalu baru kusebut itu hidup? Aku tidak tahu. Aku hanya tahu aku sedang mencari lalu kusimpan, kadang aku buang, aku cari lagi, aku simpan dan aku buang. Begitu saja. Seperti anak kecil yang suka satu barang, merengek membelinya lalu suka mainan baru dan seterusnya.

Kau mulai mencoba meyakinkan aku. Lalu apa yang paling aku gemar? Apa yang paling sulit aku lepaskan? Ada lima hal, yang jawabannya sederhana tapi klise, semua orang, semua orang aku ulangi, menginginkan yang sama. Apa keinginanku menjadi keinginan semua orang? Seperti seorang biasa saja yang merindukan seorang pangeran dalam film Disney?

Satu hal yang aku simpan erat-eratpun aku tidak tahu, apa ini nyata atau hanya khayalan. Apa hal yang paling aku sayangi sehingga aku rela kehilangan banyak untuk mendapatkan yang satu. Kalau boleh saja aku intip apa yang tidak aku ketahui, mana yang perlu aku pilih, apa yang baiknya aku kejar, mungkin hidup akan lebih mudah.

Tetapi, siapa aku untuk egois mendapatkan sesuatu sebelum waktunya? Siapa aku untuk mengetahui sedikit saja dari rencana Semesta?

Comments