Langit sendu

Sendu meraup banyak warna yang seharusnya berwarna warni dan meninggalkan keabu-abuan yang tidak kunjung usai. Di atas balkon rumah, tampak langit yang memilih untuk bersedih di kala matahari tidak kunjung bersinar. Sepi, beratap dan menangis.

Kami lupa rasa warna lain di langit kala itu. Kami lupa rasa hidup di hari itu. Senang menggegoroti bahagia dan sedih gemar mengambil keluhan yang tidak berujung.

Tahu benar, hidup sebuah pilihan. Kami memilih untuk berbicara dalam bahasa diam. Tidak bergerak, tidak berburu, tetapi tinggal di bawah langit sendu yang sekalipun tidak menjanjikan warna apapun, tetap punya hak untuk dinikmati.

Comments