Sebelas duabelas

Hai bulan di langit malam, apa kabarmu?

Apakah langit sudah tidak seindah beberapa bulan lalu karena orang-orang kantoran sepertiku bekerja di rumah? Apa yang kau pikirkan menyambut beberapa hari lagi menuju tahun yang baru?

Cepat ya, mungkin orang-orang berlomba pesan tiket pesawat supaya menjernihkan pikiran mereka. Atau sebagian berebut tiket kereta untuk mudik bertemu orang tuanya. Setiap orang yang punya rencana pasti sangat senang menunggu tahun yang baru, ada petualangan baru, ada cerita yang baru, ada harapan yang baru.

Bagaimana denganmu bulan? Aku malam ini senggang dan tidak tahu harus bercerita kepada siapa, sedangkan pikiranku lagi-lagi penuh dan tidak karuan. Mungkin pikiranku perlu mudik, perlu naik pesawat, perlu disiram air dingin atau setidaknya perlu menangis tersedu.

Hai bulan di langit malam, maukah kau temani aku menjelang tahun yang baru? Kita akan menyantap kegelisahan sampai ludes tidak bersisa, memungut satu per satu harapan, sambil menulis apa yang aku tunggu-tunggu dari tahun yang baru dikertas kosong. Entah aku sok tahu apa tidak, sepertinya kertas itu akan tetap kosong karena aku seperti domba yang kehilangan gembalanya.

Comments