Di sebuah kota

Kita bertemu di persinggahan jalan, namanya jalan hidup. Kita bertegur sapa, saling berkenalan. Mulai dari nama, lalu cerita berjalan sendiri hingga lupa waktu. Masih ada hari esok, katamu. Besok kita akan bertemu lagi dan makan bersama.

Aku memesan ramen sedangkan kamu hanya membeli roti. Kamu banyak bertanya, sedangkan aku banyak menjawab. Banyak yang kamu tanyakan yang aku tidak tahu. Jadi aku hanya geleng-geleng kepala sambil senyum nyengir dengan polosnya.

Sampai pada suatu hari, setelah kita punya banyak tabungan cerita, kita tidak bertemu lagi.

Aku kunjungi jalan hidup setelah hari itu, ah sayang sudah ditutup. Instagram pun belum sehebat itu menemukanmu. Kita berpisah karena kita sudah tidak gemar lagi main Twitter. 

Jika suatu nanti kita bertemu lagi di persinggahan jalan, namanya jalan takdir. Aku akan mengajakmu makan ramen dan aku membeli roti. Lalu kusuguhkan kamu banyak pertanyaan dalam sebuah cangkir kopi hingga meluap-luap.

Comments