Percakapan pagi hari

Tuan menyapaku setiap mentari hendak bertugas. Katanya hari ini menyenangkan penuh dengan iringan lagu ceria dan kisah dua sejoli yang manis-manisnya. Ah pasti baru satu tahun pertama, sahut Tuan sambil menyuguhkan secangkir kopi susu kental manis.

"Memang ada apa di tahun berikutnya?"

Jawab Tuan, "Pertengkaran, tidak cocok."

"Lalu berpisah? Jadi dua insan yang tiba-tiba amnesia dan hilang hubungan. Mungkin perempuannya pergi ke Venus, yang laki-laki pindah ke Mars," sahutku sambil cengar-cengir.

Tuan kemudian merapikan rambutnya yang pendek disisir rapih. "Ya, ya, ya. Pertemuan, saling bersilangan, lalu kalau tidak cocok gimana lagi."

"Ah, tapi menurutku, Tuan. Aku ga percaya-percaya amat sama jodoh. Semesta memang campur tangan, tapi keputusan ada di tangan setiap kita, bukan? Kita memilih dengan siapa, memutuskan untuk ga dengan siapa."

"Tetapi banyak juga yang, sudah yakin sama keputusannya, tapi ditengah jalan berubah pikiran."

"Itu menyebalkan! Lebih baik ga usah manis-manis, kalau ujung-ujungnya menghianati kan, Tuan."

"Lebih baik jangan berjanji, kalau janjinya cuma jadi lelucon."

"Lebih baik jangan mulai, kalau ujung-ujungnya berhenti. Tetapi kalau tidak coba mana tahu. Terlalu banyak coba jadi ga tahu juga. Ah, pusinggg Tuan. Lebih baik yang pasti-pasti aja deh."

Tuan tertawa kecil, "Memang apa yang pasti?"

"Pertemuanku dengan Tuan setiap pagi kalau aku sudah bangun sebelum Tuan pergi bertugas."

Comments