Takdir

Aku sungguh tidak tahu. Apa ada yang salah denganku, sehingga aku selalu berpikir keras untuk memilih dengan siapa aku bercerita. Aku mungkin terlihat biasa, bahagia.

Aku bisa bercerita aku baik-baik saja, bahagianya aku. Aku menyimpan cerita sedih, ketakutanku karena aku lelah pada akhirnya aku akan dihakimi jika ceritaku membosankan, ceritaku tidak harusnya seperti itu, ceritaku menyedihkan.

Aku bertemu beberapa orang yang hati dan telinganya mau mendengarkan, mendukung aku, menasehati. Tetapi semesta, lagi-lagi selalu harus membelokan aku, sehingga aku tahu pada akhirnya yang jadi takdirku kebanyakan dibentuk manusia. Bukan Tuhan.

Pada akhirnya, aku hanya bisa cerita pada sebuah blog tua yang aku buat saat aku berusia tiga belas.

Comments