Setengah tahun

Sudah hampir genap setengah tahun di dua ribu dua puluh satu. Apa kabarmu? Apa semangatmu masih berapi-api ketika malam tahun baru kemarin?

Tahun ini masih sama dengan tahun kemarin. Setiap orang masih pakai masker, harus jaga jarak dan keluar rumah dengan harap-harap cemas. Pernah terlintas sebelumnya ada virus seperti ini yang melanda seluruh bagian bumi? Aku tidak.

Meskipun tidak ada yang pernah menduga, dan tidak ada yang mau, tetap saja terjadi. Rela, mau dan tidak mau harus bersabar.

Banyak perubahan di tahun ini? Ya, bisa dibilang, orang-orang sudah mulai terbiasa dengan pandemi, sudah banyak yang jalan-jalan, ekonomi sudah mulai membaik, rencana banyak yang tetap berjalan seperti semula. Tentu saja semuanya mengikuti protokol yang ada.

Lalu apa yang kamu pelajari selama ini? Apakah yang kamu yakini menjadi lebih yakin? Apa yang kamu yakini malah jadi bumerang buatmu?

Susah senang, aku merasa jauh dengan banyak orang. Aku merasa jadi alasan tidak bertemu karena enggan juga naik kendaraan umum. Karena dengan mudahnya, oh-dia-sehat, oh-dia-sedang-makan di sana, bisa kita intip di layar hp. Ironisnya, pandemi bisa menjauhkan yang tadinya dekat menjadi jauh, lalu hanya mendekatkan pada sebagian orang saja, contohnya keluarga.

Pertanyaan lainnya, apa yang masih bisa kamu lakukan selama pandemi yang penuh dengan ketidakpastian kapan berakhir?

Mungkin sudah waktunya mengevaluasi dan berandai-andai. Kalau tidak, apa kamu bisa jamin hidupmu punya harapan setiap bangun pagi?

Comments