Tinggal

Disini, setiap orang, termasuk aku di hadapkan dengan pilihan. Memilih selalu butuh sesuatu, keberanian dan hati yang besar untuk menerima buah dari pilihan tersebut.

Memilih untuk berkata tidak walaupun aku dalam keadaan terpaksa, memilih untuk berhenti walaupun yang aku dalam keadaan yang diuntungkan.

Pilihan selalu butuh hati yang berani. Begitu juga untuk mengakhiri sebuah pilihan, menurutku jauh lebih butuh hati yang berani. Siap terluka? Siap dengan ketidakpastian? Gak siap, tapi terpaksa harus siap.

Di dunia yang penuh banyak pilihan. Mengapa aku harus memilih satu dari sekian banyak? Mengapa aku hanya bisa menjalani satu yang bukan sesuatu yang terhebat?

Apa pilihan itu akan tetap, walaupun badai gemuruh datang? Apa nyala api tetap tinggal di kaki dian, apakah hilang bersama keputusasaan?

Comments