Langkah

Kata orang, hati yang gembira adalah obat. Apalagi saat pandemi, bukannya harusnya kita belajar berbahagia? Aku harusnya punya banyak waktu untuk bahagia.

Tapi kok sulit ya rasanya gembira belakangan ini?

Kepalaku penuh dan aku bingung memulai kata. Pikiranku melayang jauh, ke mana-mana karena tidak ada jangkar untuk aku diam dan bertahan.

Ke mana kita cari kebahagiaan? Jika pikiran tersesat, dan semua kemungkinan jadi menakutkan.

Bolehkah aku pinjam satu jammu, untuk aku bercerita tentang hari ini? Seringan langit mendung, capung yang mati di kamarku, sampai seberat ketakutanku.

Jika memang pandemi sudah boleh berakhir, biarkan kita bertemu, mungkin kepalaku akan ringan lagi. Ah lupa, jaman ini serba digital. Apa susahnya?

Comments