Pulang ke rumah

Setelah hampir tiga minggu jauh dari rumah, aku merasa sepi dan tahu rasanya hidup sendiri. Pikirku akan punya banyak waktu untuk nonton ulang Harry Potter dan punya banyak waktu merenung. Tapi nyatanya, lebih banyak sepi dan sendiri.

Saat pulang ke rumah, aku merasa isomanku sangat nyaman. Jakarta riuh dengan macet dan kendaraan bermotornya. Rumahku berantakan dengan banyak kesusahannya. Alarm digantikan dengan tarik suara setiap pagi. Huft.

Pelan-pelan aku merasakan kembali kehidupan, yang tidak semulus hidup sendiri. Gesekan-gesekan, kejutan-kejutan dan konflik. Hidup di rumah selalu seperti ini, penuh kerumitan. Di dalamnya aku berusaha untuk bernapas lebih pelan, melakukan sesuatu dengan lebih pelan, berbicara lebih pelan. Supaya aku menyeimbangkan riuh dan keramaian rumah. Pikiran yang tenang, hati yang lebih sabar.

Comments